Rabu, 04 Januari 2012

sejarah pemasaran oleh adi mursalin PDIE FE UNS solo

Sejarah Pemasaran (Inggris:History of marketing)seiring dengan perkembangan ilmu ekonomi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu ekonomi modern turut dipengaruhi oleh perkembangan kebudayaan masyarakat khususnya teknologi. Revolusi industri yang dipelopori oleh James Watt dgn penemuan mesin uapnya, telah mengubah tatanan masyarakat yang tadinya berorientasi agraris menjadi berorientasi industrialis. Hal ini ditandai dengan pembangunan pabrik-pabrik yang digerakan tidak lagi oleh manusia, tetapi juga oleh mesin, kapasitas produksi yang semakin besar dan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Revolusi industri juga membawa pengaruh penting dalam perkembangan ilmu ekonomi secara umum. Sistem ekonomi misalnya yang tadinya berorientasi merkantilis dan phisiokrasi, sekarang beralih ke kapitalis di bawah panji pemikiran Adam Smith. [1]
Perkembangan pemikiran marketing
sebagai ilmu sendiri lahir karena berbagai faktor:
  • Keberadaan Ilmu Ekonomi Sebagai Bagian dari Ilmu-Ilmu Sosial
Ilmu ekonomi mau tidak mau tidak bisa melepaskan diri dari esensinya sebagai ilmu sosial. Sebagai ilmu sosial peran dasar ilmu ekonomi adalah menganalisis dan memecahkan masalah-masalah sosial masyarakat yang berhubungan dengan ekonomi. Pemecahan ini tidak selalu dapat dipecahkan secara makro. Pemecahan secara mikro jelas dibutuhkan. Orang per orang baik secara individu ataupun kelompok membutuhkan pemecahan atas masalah mereka secara individualized. Pemecahan ini tentu saja membutuhkan analisis yg tidak saja bersifat teoritis-matematis seperti dalam ilmu ekonomi, tetapi membutuhkan analisis yang benar-benar sesuai dengan tantangan ruang dan waktu serta konteks masalah pada saat itu.
  • Kegagalan Ilmu-Ilmu Dasar Ekonomi.
Ilmu-ilmu dasar ekonomi terutama ilmu Ekonomi makro dan ekonomi mikro telah dianggap gagal memecahkan dan menganalisis masalah-masalah ekonomi yang terjadi. Beberapa teori dasar dalam ekonomi mikro seperti hukum permintaan, teori kepuasan marginal, teori perilaku konsumen dan sebagainya, dianggap tidak memadai untuk menjelaskan kompleksitas permasalahan-permasalahan aktual ekonomi.
  • Perkembangan masyarakat dan pola-pola kehidupan zaman.
Zaman industri telah membuat perubahan yang signifikan dalam tatanan kehidupan masyarakat, yang pada akhirnya disebut sebagai zaman modern. Tetapi perlu pula disadari bahwa perkembangan masyarakat post-modern tidak lagi bertumpu pada kelompok-kelompok masyarakat, tetapi pada kehidupan yang bersifat individualized, hal yang kemudian dikenal sebagai era informasi. Perkembangan marketing sebagai ilmu pada paruh kedua abad 20, turut dipengaruhi oleh para pemikir futuristik yang telah memperkirakan arah perkembangan dunia menuju era informasi tersebut.
  • Runtuhnya sistem komunisme dunia.
Sistem komunisme yang pernah merajai sebagian belahan dunia sejak PD I dan berlanjut pada PD II. Politik pada masa perang dingin pun mencerminkan adanya perbedaan pandangan yang sangat mencolok antara kapitalisme dan komunisme, yang sebenarnya berawal dari masalah ekonomi. Lebih tepatnya, secara filsafati perbedaan tafsiran terhadap Injil Matius.
Dengan runtuhnya sistem komunisme dunia, dunia menjadi terbuka bagi aktivitas ekonomi. Negara-negara yang tadinya menganut sistem ekonomi komando, beralih untuk memperlajari sistem ekonomi pasar, dan ilmu aplikatif yg paling digemari adalah ilmu pemasaran. Buku-buku dari berbagai ahli di dunia barat mulai dibawah dan diterjemahkan ke dalam bahasa setempat. Tidak terkecuali juga buku-buku pemasaran, terutama buku dari begawan marketing dunia, Philip Kotler.
Selain dari latar belakang lahirnya dan berkembangnya ilmu marketing, kita perlu mengenal beberapa hal mendasar dalam sejarah marketing. Marketing jelas dimulai dari kegiatan pertukaran entah antar pribadi dengan pribadi, kelompok dan seterusnya. Pertukaran ini membutuhkan suatu konsensus bersama diantara pihak2 yang melakukan pertukaran tersebut. Tetapi pertukaran ini sendiri tidak dapat disebut sebagai ilmu marketing. Karena sebenarnya kegiatan tersebut lebih bersifat praktis ekonomi semata.
Marketing lahir sebagai ilmu justru berawal dari ilmu periklanan (advertising). marketing pertama kali diajarkan dalam kelas oleh ED. Jones pada tahun 1906 di University of Michigan dan kemudian oleh Simon Litman di University of California pada tahun itu juga. Marketing selanjutnya lebih dipandang sebagai ilmu distribusi (distribusi masal), dan pengajarannya pun semakin luas pada universitas-universitas terkemuka di Amerika Serikat. Sedangkan dipandang dari sudut advertising, marketing sudah berkembang lebih dulu pada paruh terakhir abad ke-19, melalui penerbitan buku-buku yang berhubungan dengan advertising.
Pada masa-masa terkemudian, marketing diajarkan dengan tiga elemen utama, yaitu advertising, selling dan distribution. Dan selanjutnya perlahan namun pasti, unsur-unsur lain pun mulai dimasukan dalam pemikiran-pemikiran marketing. Di antaranya, konsep konsumsi, perilaku pasar, dan seterusnya.
Marketing tumbuh sebagai ilmu modern, seperti dikenal pada saat ini, karena dorongan para ahli yang turut serta menyumbang pemikiran di dalamnya. Para ahli ini dibagi dalam 4 kelompok utama, yaitu:
1. Kelompok pendiri adalah mereka yang melahirkan marketing sejak dari pertama, yang meletakan dasar-dasar marketing seperti yang sudah disebutkan diatas, di mana marketing memiliki 3 elemen dasar utama.
2. Kelompok akademisi, di antara mereka adalah Philip Kotler, Theodore Levitt, dan lain sebagainya. Masa ini ditandai dengan pengembangan ke arah modernisasi pemikiran marketing, dan pemanfaatan ilmu-ilmu lain yang relevan dalam bidang marketing, seperti psikologi sosial.
3. Kelompok konsultan. Jumlah mereka cukup banyak. Pemikiran mereka tidak semata-mata pada penelitian yang bersifat kuantitatif, tetapi lebih mengarah pada pengamatan dan observasi yang bersifat subjektif. Di antara mereka ini adalah Jack Trout dan Al Ries.
4. Kelompok praktisi, adalah mereka yang tadinya bekerja dalam bidang pemasaran, pernah memegang jabatan tinggi bidang marketing di dalam suatu perusahaan besar dan seterusnya. Pemikiran mereka lebih berorientasi kepada pengalaman mereka pribadi selama mereka bekerja. Sehingga pemikiran mereka bersifat aplikatif.
Pemisahan ini pada dasarnya tidak bersifat permanent, karena ada juga kelompok akademisi yang menjadi konsultan, praktisi dan lain sebagainya. Pemisahan ini dimaksudkan untuk memahami kerangka berpikir marketing sebagai ilmu dengan lebih baik.
Gelombang-gelombang baru teknologi dewasa ini, turut pula mempengaruhi perkembangan ilmu marketing. Pemikiran-pemikiran mutakhir seperti CRM (Costumer Relationship Marketing), Presicion Marketing, Marketing on the Internet, merupakan bukti bahwa perkembangan marketing dipengaruhi oleh perkembangan teknologi khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi.
Konsep Pemasaran pada Tahap-tahap perkembangan Ekonomi

Sesuai dengan perkembangan ekonomi masyarakat,konsep pemasaran selalu berubah-ubah. Jika ditinjau berdasarkan sejarahnya maka  perekonomian masyarakat dapat dikelompokan menjadi delapan tahap (stages), yaitu :
1.       Tahap swadaya ekonomi  (the stage of economic self sufficiency)

Tahap ini mencerminkan bahwa setiap unit keluarga berusaha memenuhi sendiri semua kebutuhan hidupnya. Pada tahap ini dapat dikatakan “tidak terdapat” pertukaran, sehingga konsep pemasaran juga belum ada.

2.       Tahap kepemilikan bersama yang primitive ( the stage of primitive communism)

Pada tahap ini beberapa unit keluarga secara bersama-sama berusaha memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi bentuk “kekayaan” seperti tanah, ternak, atau rumah merupakan milik bersama. Jadi tidak terdapat milik perorangan, dan mengingat pada tahap ini pertukaran tidak terdapat, maka konsep pemasaran juga belum ada.

3.       Tahap barter yang sederhana ( the stage of simple barter )

Pada tahap ini terdapat kegiatan produksi yang dilakukan oleh masing-masing unit usaha yang tidak saja dilakukan oleh perorangan melainkan juga oleh keluarga. Tiap unit usaha menghasilkan barang tertentu sehingga mencerminkan adanya spesialisasi produksi. Oleh karena masing-masing unit usaha menghasilkan barang tertentu, maka untuk memenuhi kebutuhan barang lainnya masing-masing harus menukar surplus hasil produksi secara barter. Dengan demikian pada tahap ini tumbh proses pertukaran dalam bentuk mencari dan tawar-menawar, sehingga pertukaran (barter) ini merupakan dasar untuk merumuskan konsep pemasaran.

4.       Tahap pasar local (the stage of local markets)

Pertukaran dengan cara barter menemukan kesulitan karena tidak tentunya waktu dan tempat untuk melaksanakan pertukaran. Oleh karena itu dirasakan perlunya tempat (lokasi) dan waktu untuk melakukan pertukaran, yang dalam hubungan ini berbagai  barang dikumpulkan pada tempat tertentu. Dimulai hanya dilakukan pada hari-hari tertentu dan tempat tertentu, tetapi kemudian berkembang dan membentuk “pasar” yang tetap bersifat local. Pada tahap ini telah Nampak spesialisasi dalam penjualan sehingga konsep pemasaran semakin meluas.



5.       Tahap ekonomi uang ( the stage of money economy )
Walaupun pertukaran barter merupakan cara pertukaran yang lebih maju dibanding dengan tahap sebelumnya, pada kenyataannya barter menimbulkan berbagai masalah. Masalah itu timbul  juka barang-barang yang dipertukaran mempunyai nilai yang berbeda dan sulit dibagi-bagi. Oleh kerena itu dirasakan perlu adanya alat tukar untuk mempelancar pertukaran. Pada mulanya digunakan sebagai alat tukar yang bermacam-macam seperti kerang, the, domba, dsb. Dalam perkembangan selanjutnya ditemukan logam sehingga logam inni secara berangsur banyak digunakan sebagai alat tukar,  dan akhirnya dijadikan mata uang.

6.       Tahap kapitalisme muda ( the stage of early capitalism )

Adanya spesialisasi usaha,pasar local dan mata uang, memberikan dorongan kepada unit usaha untuk memproduksi barang lebih banyak yang ditujukan untuk kebutuhan orang lain. Kondisi demikian memberikan kesempatan kepada para produsen untuk memperoleh keuntungan. Golongan produsen yang berhasil mengumpulkan kekayaan lahir sebagai “kapitalis muda”, dan suplus kekayaan mulai ditukar dengan tenaga kerja. Disamping para kapitalis muda ini dapat mengorganisasi tenaga kerja dalam suatu kegiatan proses produksi di berbagai sector ekonomi, juga sudah nampak usaha mencari pasar untuk menjual produksinya. Dari volume produksinya Nampak bahwa jumlah produksi  jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan masyarakat. Dengan  demikian pada tahap ini pemasaran dapat dipandang sebagai kegiatan mencari pembeli dan pemindahan barang mulai dari produsen sampai konsumen.

7.       Tahap produksi massa ( the stage of mass production )
Tahap ini lahir disebabkan oleh beberapa hal seperti meningkatnya produk,penemuan teknologi baru yang memperbaiki cara pengangkutan maupun komunikasi, dan spesialisasi ekonomi. Hal tersebut menyebabkan cepatnya pertumbuhan  perusahaan-perusahaan dan penemuan cara peningkatan produktivitas tenaga kerja. Penemuan cara-cara untuk meningkatkan produktivitas, terutama kemampuan mengorganisasikan uang, manusia (man), mesin, material, ditambah dengan  kemampuan manajemen, telah menyebabkan dicapainya usaha memaksimalkan keuntungan melalui penanaman modal. Pada tahap ini pemasaran semakin penting dan banyak digunakan pada berbagai kegiatan usaha.

8.       Tahap masyarakat makmur ( the stage of the affluent society )

Tahap ini merupakan suatu keadaan dimana sebagian besar anggota masyarakat memiliki daya beli yang melebihi jumlah untuk memenuhi kebutuhan pokok. Masyarakat tersebut pada dasarnya  merupakan pasar bagi hasil produksi. Untuk mencapai golongan masyarakat makmur, produsen melakukan kegiatan pemasaran sebagai kegiatan yang lebih banyak menafsirkan keinginan konsumen sehingga produsen berusaha membuat produk yang dapat memuaskan konsumen. Dalam rangka penafsiran keinginan konsumen tersebut, produsen lebih banyak mempelajari berbagai segmen pasar melalui riset pemasaran. Jadi keputusan untuk membuat suatu produk lebih ditekankan pada riset pemasaran.

Selamat pagi semua :)
Masih dalam pembahasan analisa kredit kualitatif  dalam dengan konsentrasi pembahasan pada aspek pasar dan pemasan. Kalau ada yang masih bingung ya harus baca ini dulu. Klik disini
OK kembali ke materi mas bro !
Di masa lalu jumlah perusahaan tidak banyak, karena itu persangan hampir tidak ada bahkan ada yang sangat memegang kendali pada suatu pasar dan ada juga yang monopoli. Dalam kondisi demikian produk dibuat dengan tanpa memikirkan siapa konsumennya. Konsep pemasaran dalam kondisi yang demikian disebut “Product Concept”
Dalam tahap berikutnya persaingan telah dirasakan, tetapi belum begitu tajam. Pada kondisi ini pasar belum mendapat perhatian utama meskipun terhadap produk yang dihasilkan perlu ditindak lanjuti dengan usaha-usaha penjualannya karena konsumen tidak tahu dan tidak akan tertarik apabila produk tidak diperkenalkan, kondisi ini disebut ‘Selling Concept
Dalam keadaan seperti sekarang, perusahaan banyak bermunculan, persaingan sangat tajam sehingga pasar dan pemasaran harus banyak bermunculan , persaingan sangat tajam sehingga pasar dan pemasar harus menjadi perhatian utama. Tugas pengusaha dalam keadaan seperti ini yaitu memilih dan menentukan kebutuhan dan keinginan konsumen (needs dan wants) sehingga tercapai kepuasan konsumen (satisfaction), berarti bahwa ‘customer oriented” lebih menonjol dibandingkan dengan “production oriented“. Hal ini bisa dicapai apabila pengusaha melakukan pemasaran terpadu (intergrated marketing/marketing mix) dengan meramu dan membaurkan faktor-faktor utama (the four P`s) dalam pemasaran yaitu ;
  • Produk yang dihasilkan (product)
  • Distribusi product (place)
  • Strategi harga penjualan produk (price)
  • Strategi promosi produk (promotion)
Ok mas bro ! segitu aja dulu ya nanti kit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar